Oleh: HERI KUSDIANTO
Kunci penting dari pengelolaan keuangan adalah mengontrol pengeluaran. Karena lebih mudah mengontrol pengeluaran, dari pada pendapatan.
Anda bisa saja berharap pendapatan naik, dan telah melakukan upaya untuk itu, namun hasilnya tetap tidak akan bisa Anda kontrol. Pendapatan seorang karyawan akan sangat tergantung pada bosnya. Pendapatan pengusaha lebih rumit lagi, banyak faktor yang mempengaruhi.
Dengan mencermati pengeluaran, Anda dapat terhindar dari pengeluaran belanja yang tidak perlu. Sehingga Anda dapat menyisihkan dana lebih banyak untuk ditabung, guna memenuhi impian masa depan. Beli rumah, naik haji, pendidikan anak, dana pensiun dan banyak lagi.
Langkah pertama, tinjau ulang tagihan bulanan yang harus Anda bayar. Bedakan antara tagihan dan cicilan, sekilas keduanya nampak sama, tapi berbeda. Cicilan adalah dana yang harus Anda bayarkan dengan jumlah yang sama secara periodik. Cicilan mobil Rp 3jt per bulan, tidak bisa dikurangi jadi Rp 2,5jt.
Sedang tagihan, adalah sejumlah dana yang ditagihkan secara periodik atas apa yang Anda nikmati dalam kurun waktu tersebut. Misal, tagihan listrik, telepon, air. Tagihan ini dapat dikontrol, karena tagihan didasarkan pada apa yang Anda nikmati (pakai).
Selanjutnya langkah kedua, kategorisasikan pengeluaran Anda berdasar nilai produktifitasnya. Ada dua kategori, yaitu barang produktif dan konsumtif. Barang konsumtif hanya memiliki nilai pakai, Anda konsumsi dan nikmati kegunaannya. Nilai finansialnya cenderung turun. Sedang barang produktif justru memberi nilai tambah, karena sifatnya yang produktif.
Barang produktif: emas, rumah, reksadana, unitlink, dll. Barang konsumtif: pakaian, handphone, mobil, dll.
Barang konsumtif bisa jadi produktif, dan sebaliknya barang produktif bisa jadi barang konsumtif. Rumah jika ditempati sendiri adalah barang konsumtif, tapi jika disewakan dan uang sewa lebih besar dari bea perawatan, maka dia jadi produktif. Mobil jika digunakan untuk usaha travel adalah produktif.
Miliki sebanyak mungkin harta produktif. Ini akan membantu kehidupan finansial Anda.
Langkah ketiga, cermati hasrat belanja Anda. Apakah Anda belanja berdasar keinginan atau kebutuhan. Jelas sekali bahwa Anda harus belanja berdasar kebutuhan, tidak berdasar keinginan. Jika suatu saat Anda ragu dalam berbelanja, kembali tanyakan apakah Anda membutuhkannya atau sekedar menginginkannya.
Hal ini bukan berarti tidak boleh memenuhi keinginan, tidak boleh bersenang-senang. Bukan begitu! Sesuaikan dengan rencana jangka panjang. Tetap anggarkan dana untuk hiburan, tapi kurangi budgetnya, atau kurangi frekuensinya.
Sekali Anda permisif terhadap hal ini, maka Anda akan belanja beberapa hal kecil berdasar keinginan Anda. Ingat, sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Beberapa hal kecil yang sebenarnya tidak Anda perlukan itu jika ditotal dalam satu bulan nilainya akan banyak juga.
Cemilan, rokok, nongkrong di coffe shop. Sekali lagi, bukan berarti tidak boleh. Tapi kurangi jumlah dan frekuensinya. Jika biasanya nyemil 2 bungkus snack, sekarang cukup 1 saja. (Sekalian diet, biar tidak tambah gendut, hehe…). Rokok sehari 2 bungkus, kurangi jadi 1 bungkus sehari. Hidup tanpa rokok sehat lho…
Perhatian! Kadang-kadang meskipun kita sudah merencanakan anggaran belanja, tetap saja kebobolan. Hal ini biasanya karena ada pengeluaran tidak rutin atau tak terduga yang tidak terdapat dalam anggaran. Biasanya untuk membayar pengeluran tak terduga ini kita terpaksa mengambil simpanan dari tabungan atau deposito atau memakai kartu kredit. Jika hal ini terjadi terus menerus akibatnya tujuan investasi Anda bisa tidak tercapai karena dananya selalu terpakai. Karena itu bentuklah dana cadangan minimal sebesar 2 atau 3 kali pengeluaran keluarga Anda per bulan untuk membayar pengeluaran mendadak yang tidak rutin ini. Jika penghasilan Anda tidak rutin atau belum stabil maka bentuklah dana cadangan lebih besar lagi.*****
0 komentar:
Posting Komentar